Biodiesel: Pengertian, Jenis, dan Contohnya
Senin, 08 Juli 2024 14:46 WIB

Seiring dengan peningkatan kebutuhan bahan bakar minyak akibat perkembangan industri dan kebutuhan sehari-hari, eksploitasi energi menjadi tidak terkendali, mengakibatkan menipisnya cadangan minyak bumi. Oleh karena itu, dikembangkanlah bahan bakar ramah lingkungan.

Salah satu solusi yang kini dikembangkan adalah sumber energi terbarukan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, seperti biodiesel. Apa itu biodiesel? Apa saja sumber, jenis, dan pemanfaatannya? Simak penjelasan berikut!


Pengertian Biodiesel

Biodiesel adalah minyak yang berasal dari tumbuhan atau hewan yang digunakan sebagai alternatif pengganti solar untuk mesin diesel. Biodiesel dibuat dari bahan baku seperti minyak sawit mentah (Crude Palm Oil), minyak jarak, minyak nyamplung, minyak kelapa, minyak ikan, hingga Palm Fatty Acid Distillate (PFAD).

Karena memiliki sifat fisik yang mirip dengan minyak solar, biodiesel dapat menggantikan solar sebagai bahan bakar mesin diesel. Biodiesel tidak mengandung bahan bakar minyak bumi, tetapi bisa dicampur dengan perbandingan tertentu. Biodiesel dapat digunakan pada mesin diesel tanpa modifikasi, memungkinkan efisiensi bahan bakar sebagaimana dilansir dari laman shell.co.id.


Sumber dan Jenis Biodiesel

Biodiesel berasal dari minyak nabati dan hewani. Berbeda dengan bioetanol yang menghasilkan kandungan seragam meski bahan bakunya berbeda, sumber bahan baku biodiesel akan menentukan sifat kimia yang berbeda.

Bahan baku biodiesel dibagi menjadi dua kategori berdasarkan jenis lemaknya: lemak pangan (edible fatty oil) dan lemak non-pangan (non-edible fatty oil).

Contoh sumber bahan baku biodiesel dari pangan antara lain kacang, sawit, kelapa, kacang, kelor, saga utan, kasumba/kembang pulu, dan lainnya.

Sedangkan sumber non-pangan mencakup kemiri, nimba, kapok, jarak pagar, nyamplung, kesambi, randu alas, jarak gurita, jarak landi, dan lainnya.

Minyak nabati dari tanaman yang mudah ditanam dan tumbuh di sekitar kita sering digunakan sebagai bahan baku biodiesel dalam skala industri. Biodiesel dari minyak kelapa sawit adalah salah satu yang cukup produktif. Berikut adalah beberapa jenis dan contoh biodiesel:
 

  • Biodiesel B20

Biodiesel 20 adalah campuran 20% biodiesel dengan 80% solar. Program pemerintah ini mulai berlaku sejak Januari 2016 sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri ESDM Nomor 32 Tahun 2008.
 

  • Biodiesel B30 & B35

Biodiesel B30 adalah campuran 30% biodiesel dengan 70% solar. Program ini aktif sejak Januari 2020. Sejak Desember 2022 hingga Januari 2023, pemerintah Indonesia mendorong transisi dari B30 ke B35, yang merupakan campuran 35% biodiesel dan 65% solar. B35 mulai digunakan oleh masyarakat umum sejak 1 Februari 2023.
 

  • Biodiesel B100

Biodiesel B100 adalah bahan bakar nabati untuk mesin diesel yang berupa ester metil asam lemak (fatty acid methyl ester atau FAME), dibuat dari minyak nabati atau lemak hewani melalui proses esterifikasi atau transesterifikasi.


Pemanfaatan Biodiesel

Biodiesel sedang digalakkan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan di Indonesia. Biodiesel menggantikan energi fosil yang tidak terbarukan dan mengurangi emisi gas rumah kaca, sehingga memperbaiki kualitas lingkungan.

Banyak sektor kini memanfaatkan biodiesel. Sesuai dengan Peraturan Menteri No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain, sektor-sektor yang wajib menggunakan biodiesel meliputi:

  • Usaha mikro

  • Usaha perikanan

  • Usaha pertanian

  • Transportasi dan pelayanan umum/PSO (Public Service Obligation)

  • Transportasi non-PSO

  • Pembangkit listrik

  • Industri

  • Komersial


Semoga bermanfaat!



Ilustrasi Biodiesel (Foto: Kittisak Kaewchalun/Getty Images)

.

Share :